Aku hafal benar alurnya: kita bertemu di media
sosial, dan saling mengenal karna kamu kk kelas ku di smp dulu,
perasaan simpati tumbuh perlahan-lahan karna waktu ituh kamu begitu
semangat sekali untuk hubungan kita ini, kemudian berkembang lebih cepat
dari yang awalnya diperkirakan, kamu memmintaku menjadi pasangan hidup mu yang
terahir. Kamu pun mungkin sudah tahu sedari awal
bahwa kedekatan itu seharusnya tak pernah ada, bahwa hubungan yang
paling tepat untuk kita adalah berteman dulu. Namun kamu tetap meminta
melanjutkannya. Ketika garis “finish” harus dilewati, tanpa sadar kita saling menyakiti, membuat kita akhirnya – dan mungkin – terluka.
Hidup kita memang berlanjut seperti
biasanya, aku di sini yang berusaha menerima keadaan yang sudah di
putuskan dan kamupun sebaliknya yang sudah lebih dulu mendapat pengganti ku. Luka hati
tidak begitu cepat berhasil ditutupi dengan ke-tangguhanku
untuk bertahan sendiri. Aku
pun melupakannya belum begitu lama, sampai alasan-alasan mengapa aku
harus melupakanmu sudah aku lupakan pula. Namun sejak hubungan
terakhir kita menemui kegagalan ituh, mungkin saat ini hatiku belum bisa
terbuka untuk
menjalin cerita dengan manusia yang lainnya. Hatiku masih terlalu sakit
untuk percaya bahwa hubungan cinta yang tulus dan
menggenapi mustahil untuk dijalani.
Entah sampai kapan aku harus menutup
pintu hati ini. Begitu berat untuk mengakui bahwa aku yang terbilang mandiri
bisa tergerus sepi.
Mungkin aku bukan orang pertama yang terluka karena cinta. Tapi kali inilah yang tersakit yang pernah ku rasakan.
Bisa jadi hingga kini, aku masih menutup pintu hati karena takut terluka untuk kedua kali.
Aku pernah begitu percaya bahwa hubungan terakhir kita itu akan
berlangsung selamanya. Jika ada yang bertanya siapa yang pernah paling
dalam kamu cinta, aku pun takkan ragu melafalkan namamu dengan senyum malu-malu dan tertawa kecil. Itulah
mengapa perpisahanku denganmu kali ini begitu membekas dan menyisakan trauma.
Bukan hal mudah untuk kembali membuka hati untuk luka yang terahir ini. Mungkin juga setelah perpisahan terahkir kita aku menutup pintu cinta ini dan
menolak cinta lainnya yang ada di sekitarku. Mungkin aku pun
akan berpura-pura tidak tahu ketika seseorang berusaha mendekatiku. Bukan
karena tak tertarik pada mereka. Namun karena aku pernah tahu rasanya
begitu mencintai, dan betapa dalam luka yang akan ditimbulkan jika
hubungan cinta itu harus gagal kembali. Aku menolak bukan karena naif, atau apapun. Aku hanya takut jatuh dan luka untuk yang kedua kali.
Aku tau, hatiku justru akan bertambah luka jika aku menolak dia yang sebenarnya mampu membuatku bahagia
Di antara mereka yang pernah menaruh perhatian padaku, mungkin aku akan berpura-pura tidak
pernah berpikir bahwa ada yang sebenarnya bisa
membahagiakanku, yang punya kesempatan untuk
mewujudkannya karena aku terlebih dahulu membanting pintu tepat di
depan mereka. Akhirnya, dia yang sempat tulus peduli tak punya pilihan
lagi selain menunduk pergi, pulang ke rumah dan menyerah kalah.
Mungkin
aku juga belum tau berapa banyak orang yang harus menjadi korban dari
sakit hatiku yang terahir ini. Walau mungkin akan ada seseorang di sana
yang pernah selalu memikirkan kebaikanku. Yang
berusaha meringankan hariku dengan sapaan manis atau cerita lucu. Yang
bersedia memberikan nyaris apa saja, seandainya aku memintanya. Sampai dia menyerah dan mengangkat kedua tangannya. Menunggu terlalu
lama dan membuat hatinya luka-luka.
"Mungkin
akan ada waktunya di mana aku mecabut plester yang membungkus hatiku ini.
Dimana ketika akhirnya aku menemukan dia yang menggenapiku dan yang
akan memahamiku mengapa semua hubunganku yang terahir gagal dijalani dan menjadikan cinta ini sempurna"
Kamu, yang saat ini tak lagi jadi milikku, bolehkah aku bercerita semua kesedihan yang tersisa di dada?
Perasaan-perasaan sayang yang masih ada tapi tak bisa kulepaskan
begitu saja
Tapi seperti kisah cinta yang tidak selalu berakhir bahagia,
kuikhlaskan kita berakhir sampai disini saja. Tak apa hatiku patah
karenamu, sebab bagiku bahagiamu selalu nomor satu.
Selamanya memang bukan waktu untuk kita. Tapi waktu bersamamu adalah coretan terindah dalam perjalanan cintaku
Mungkin sama seperti kisah dalam buku maupun episode serial drama televisi,
kisah cinta kita pasti akan menemukan satu titik dimana segalanya akan
berakhir. Entah itu akhir bahagia, akhir yang sedih, maupun akhir yang
terlihat biasa saja, menamatkan episode dan semua kenangan yang sudah
kita lalui.
Dulu aku suka cerita semuanya dengan kamu, Segalanya aku tumpahkan pada mu, aku percaya sepenuhnya padamu bahwa kamu bisa menjaga semua rahasiaku. Padahal aku tahu sekali bahwa kamu
bukanlah orang yang pandai memberi saran nasihat, maupun solusi. Setelah
semua ceritaku usai, kamu hanya bisa merangkul pundaku, memberi kecupan
kecil di keningku, sambil berkata “Sayang, percayalah semuanya akan baik-baik saja”
Ya! Itu saja yang hanya bisa kau katakan padaku, sebuah kata-kata
pendek untuk bisa menenangkanku. Tak ada saran ini itu, tak ada hadiah atau kejutan agar aku terkesan, hanya sebuah kata-kata singkat yang
terucap. Tapi entah kenapa setiap kali kamu melakukan hal itu, aku justrumerasa lebih tenang daripada sebelumnya.
Tapi, seperti halnya kisah cinta yang terjadi pada setiap
anak adam, cerita kita juga bukan tanpa cela. Perpisahan kita
adalah buktinya
Lama kita menjalin hubungan bukan berarti kisah cinta kita tanpa
cela. Sama seperti halnya dua pasangan yang lain, kerapkali kita saling
lempar amarah samapi tak ada yang mau mengalah, seakan-akan kita berdua
merasa paling benar, dan tak ada yang mau berebut salah.
Perdebatan-perdebatan kecil itu seringkali membuatku menangis,
terisak sedih dan menitikkan air mata. Aku tau kamu sama
sekali tak tega melihat itu. Kesedihan dan air mataku seperti
sebuah silet yang menyayat hatiku. Aku mengerti kamu yang belum bisa
bersikap dewasa, aku juga tau kamu yang tak bisa setiap kali membuatku
bahagia. Aku ngerti atas segala sifat kekanakanmu ini, walau aku sakit.
Pada akhirnya aku merasa sudah tidak mampu, keretakan antara kita
kian lebar, pada saat itulah aku putuskan kita tak bisa sejalan.
Biarlah kisah cinta kita menjadi sebuah coretan yang terhempas, kini saatnya kita berjalan sendiri untuk menyongsong masa depan.
Perpisahan, adalah tindakan yang sering dilakukan para anak adam ketika
merasa hubungan tidak lagi di pertahankan. Perpisahan, itulah yang aku lakukan padamu di akhir hubungan kita
Meski kisah cinta kita tak se indah Twilight, atau serial di layar FTV, tapi aku yakin bahwa cinta kita sangat indah. Awal cinta kita inilah yang membuat kita harus bisa
menempuh jalan kita masing-masing.
Meski tak bisa menjadi masa depanmu dan bila kelak ternyata kita hidup dalam rumah yang berbeda kunjungi aku sebagai teman baik yang pernah mamimpikan sebuah atap bersama mu.
Tak apa kau telah memilih yang lain, asal kau tahu ituhlah besar sayangku padamu
Kau mungkin tahu bahwa aku masih memendam rasa cinta, dan separuh
hatiku masih ada pada dirimu. Tapi, karena berbagai alasan yang
membuat cinta tak lagi bersama, perlahan aku tudak tau secepat ituh kau mendapat pengganti diri ku, berupaya agar hubungan ini bisa di selaisakn sebelum ituh tapi kau tetap mamilih dia, Kamu membuatku terseok-seok sendiri disini, terjerembab dalam
kepedihan yang tak bisa digambarkan.
Namun meski begitu, kuingin kau tahu, Sebesar - besar nya rasa sayang ku aku tidak akan menangis di depan pria lain, dan sebesar - besarnya rasa sayangku tak apah kau memilih yang lain yang peting kau bahagia.
Doa ku, semoga kalian bahagia. Bersamanya — yang kau percaya bisa membuat mu semakin lebih baik.
Doa, agar kau senantiasa diberi keberkahan dan dilimpahkan kesejahteraan
oleh-Nya, diberi kebahagiaan tiada tara bersamanya. Semoga kau bahagia
bersama dia yang kau cinta. Doa, semoga Tuhan mendengarkan doa dari
makhluknya yang hina ini. Amin.
il-Miah vs Al-Quran
Terdapat banyak ayat berkaitan dengan alam dan sains di dalam Alquran
yang baru diketahui rahasia kebenarannya pada saat ini. Termasuk
bintang-bintang, matahari, planet, dan benda-benda langit lainya.
Ketika bicara ilmu pengetahuan, Islam menganjurkan umatnya untuk
mendalami Alquran. Sebab di dalamnya terdapat banyak kebenaran ilmiah
yang baru terungkap di zaman modern. Kitab suci umat Muslim itu memuat
begitu banyak keajaiban alam semesta, yang hanya bisa diketahui oleh
Allah, Sang Pencipta.
Teori Big Bang misalnya. Teori ini belum
ditemukan oleh para ilmuwan sampai sekitar tahun 1927. Namun teori itu
sudah diungkapkan oleh Rasul Allah, Muhammad SAW, jauh sebelum para
ilmuwan merumuskannya. Nabi tidak mungkin bisa mengetahuinya, kecuali
Alquran benar-benar diwahyukan kepadanya oleh Allah.
Teori Big
Bang mengatakan bahwa alam semesta dimulai sebagai titik tunggal yang
padat, berukuran kecil, bertekanan tinggi, dan memiliki massa yang
sangat panas. Kemudian, dalam satu ledakan keras yang kemudian dikenal
sebagai Big Bang, terbentuklah alam semesta. Orang yang tidak beriman
mungkin akan terkejut bahwa teori Big Bang benar-benar disebutkan dalam
Alquran
(Surat Al Anbiyya Ayat 30 dan 33).
(30). أَوَلَمْ يَرَ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا ۖوَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖأَفَلَا
يُؤْمِنُونَ
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"
(33). وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
"Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."
Keajaiban
lainnya tentang alam semesta yang diceritakan dalam Alquran
berabad-abad lalu, namun baru bisa ditemukan oleh Edwin Hubble pada
tahun 1929 adalah sifat alam semesta yang terus membesar dan mengembang.
Hubble mencatat bahwa galaksi di luar Bima Sakti semua bergerak
menjauhi kita. Semakin jauh jarak sebuah galaksi dari Bumi, semakin
cepat proses pengembangannya. Dalam Alquran, Allah berfirman dalam
Surat Adz Dzariat Ayat 47,
(47). وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya"
Teori
tentang asal usul dan terus mengembangnya alam semesta merupakan
gagasan revolusioner. Fenomena ini baru bisa dibuktikan oleh para
ilmuwan pada akhir 1920-an namun sudah dikenal Nabi Muhammad melalui
Alquran, berabad-abad sebelum teleskop ditemukan.
Terdapat banyak
ayat berkaitan dengan alam dan sains di dalam Alquran yang baru
diketahui rahasia kebenarannya pada saat ini. Termasuk bintang-bintang
yang terang, matahari, planet, dan benda-benda langit lainnya yang
sebenarnya terbentuk dari gas dan debu. Dalam
Surat Fushilat Ayat 11,
(11).
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا
وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
"Kemudian
Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan
suka hati"
.Allah memberi tahu kepada manusia bahwa benda-benda langit itu terbuat dari gas dan debu.
Astronom
James Webb menjelaskan, "Meskipun bintang telah menjadi topik utama
astronomi selama ribuan tahun, kita baru memahami secara rinci tentang
rahasia langit melalui teleskop dan komputer. Seratus tahun yang lalu,
para ilmuwan tidak tahu bahwa bintang didukung oleh fusi nuklir, dan 50
tahun yang lalu mereka tidak tahu bahwa bintang-bintang terus-menerus
terbentuk di alam semesta."
Para peneliti masih belum tahu secara
rinci bagaimana awan gas dan debu bisa membentuk bintang, atau mengapa
sebagian besar bintang-bintang terbentuk dalam kelompok, atau bagaimana
sistim planet terbentuk.
Bukti ilmiah lainnya yang sudah
disebutkan dalam Alquran adalah terbelahnya Bulan. Menurut citra satelit
modern, ada bekas retakan atau celah yang dalam di Bulan. Muslim
percaya pada keajaiban ini karena mereka diberitahu oleh Alquran, dalam
Surat Al Qamar Ayat 1.
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (١)
"Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan."
Disebutkan,
orang-orang kafir menantang Nabi Muhammad untuk memberi mereka bukti
kuat tentang Allah dan Allah menjawabnya dengan membelah Bulan dan
menyatukannya kembali tepat di depan mata mereka.
Bekas retakan atau
belahan Bulan terlihat saat awak Apollo 10 pada tahun 1969 melakukan
penerbangan bersejarah mereka di atas permukaan Bulan sejauh 14
kilometer. Dua bulan kemudian, Apollo 11 mendarat di Bulan dan mereka
mendapatkan lebih banyak informasi. Dari hasil investigasi, mereka
mengungkapkan bahwa retakan atau belahan itu ternyata hingga ke bagian
dalam Bulan, tidak hanya di permukaannya saja.
Apa yang
menyebabkan Bulan retak atau terbelah? Para ilmuwan masih belum
menemukan jawaban pasti tetapi Muslim percaya itu adalah bukti bahwa
Bulan memang terbelah selama zaman Nabi Muhammad masih hidup.
Terlepas
dari penyebab terbelahnya Bulan, keajaiban tersebut sudah dinyatakan
dalam Alquran dan ratusan tahun kemudian, satelit baru bisa membuktikan
bahwa retakan Bulan seperti itu ada.
Luasnya alam semesta dan segala
sesuatu yang mengambang di dalamnya tidak pernah berhenti untuk memukau
para ilmuwan, astronom, dan orang awam, tidak peduli apa latar belakang
agama mereka.
Beberapa fakta ilmiah tentang alam semesta yang
indah benar-benar membingungkan. Alam semesta tidak mungkin terbentuk
tanpa campur tangan Pencipta Yang Agung, Maha Mengetahui, Maha Kuasa.
Kecepatan
cahaya adalah kecepatan tercepat di Bumi; cahaya begitu cepat sehingga
bisa mengelilingi Bumi 14 kali perdetik. Dengan berpegang pada prinsip
tersebut, bayangkan jika kita mengukur luasnya alam semesta. Maka
manusia membutuhkan waktu 13,8 miliar tahun cahaya untuk melakukan
perjalanan dari satu ujung alam semesta ke ujung yang lain, dari awal
sampai akhir. Itu hanya salah satu contoh dari kebesaran Allah. (Sumber:
Saudi Gasette)